BAB I MELIHAT ALLAH ﷻ DI DALAM MIMPI
Bandung, 21 Desember 2021
1. KESEPAKATAN ULAMA TENTANG MELIHAT ALLAH ﷻ DALAM MIMPI
ALLAH ﷻ berfirman:
ٌ وَمَا كَا نََ لبَِشَ رَ ا نََ يُّكَلِّمَ هَ الٰلَّ اِلََّ وَ حيًا ا وََ مِ نَ وَرَآئَِ حِجَا َبَ ا وََ ي رسِلََ رَ س ولًَّ فَ ي وحِيََ باِِ ذنِ هَ مَا يَشَا ءَٓ َۗ اِنَ هَ عَل يَِ حَكِ يم
"Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa ALLAH akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Tinggi, Maha Bijaksana." (QS. Asy-Syura 42: Ayat 51)
• Melihat ALLAH ﷻ di dalam mimpi adalah mungkin menurut kesepakatan ahli sunnah wal jama’ah (syarh Sunnah, 12/227/280).
• Kata Ibn Hajar, tidak ada perselisihan di kalangan ulama atas kemungkinan melihat ALLAH ﷻ di dalam mimpi. (al-Fath (14/416, edisi Darul Fikr).
• Imam Nawawi menukil perkataan al-Qadhi 'Iyadh: Ulama' bersepakat tentang bisanya seseorang melihat ALLAH ﷻ dalam mimpinya dan bersepakat tentang benarnya mimpi tersebut [Rujukan syarh nawawi shahih muslim 15/25].
• Imam Abu Hanifah pernah mimpi bertemu ALLAH ﷻ sebanyak 1000 kali [Sharh Fiqh al-Akbar, Kitab Mulla Ali al-Qari, Ulama Mazhab Hanafi].
• Imam Ahmad ibn Hanbal juga pernah berkata mimpi bertemu ALLAH ﷻ sekali [Sharh Fiqh al-Akbar, Kitab Mulla Ali al-Qari, Ulama Mazhab
Hanafi].
• Di dalam kitab Ihya’ bahwa Imam Ahmad telah bermimpi melihat dan mendengar suara ALLAH ﷻ.
• Syekh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan pula, “Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah dan selainnya telah menyebutkan bahwa seseorang dimungkinkan melihat ALLAH ﷻ dalam mimpi. Namun yang dilihatnya bukan hakikat ALLAH ﷻ yang sebenarnya, karena tidak ada sesuatu pun yang menyerupai ALLAH ﷻ.
2. APA YANG DILIHAT KETIKA BERTEMU ALLAH ﷻ DALAM MIMPI?
Hadits dibawah ini dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya. Ketika Rasulullah ﷺ ditanya, ‘Apakah engkau melihat Rabbmu?’ Jawab beliau,
‘Aku melihat cahaya.’ Dalam lafal lain, ‘Ada cahaya, bagaimana aku dapat melihatNya!’ (Diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Abu Dzar)
3. TANDA TIPU DAYA MIMPI DARI SETAN.
Para ulama sepakat, andaikan dia merasa melihat ALLAH ﷻ, lantas yang disampaikannya ada yang menyelisih dari kaidah islam, misalnya yang dilihatnya berkata, ‘dibebaskan dari sholat atau tidak ada dosa jika kamu makan riba’ atau beban syariat lainnya. Semua ini merupakan tanda bahwa dia melihat syaitan, bukan Rabb-nya.
4. GAMBARAN ALLAH ﷻ DALAM MIMPI MUHAMMAD QASIM
Muhammad Qasim mengatakan:
• “Semua mimpiku sangat jelas. Seolah-olah benar- benar terjadi dalam kehidupan nyata.
• Tapi kemudian saya terbangun dan menyadari bahwa itu semua hanya mimpi indah. Kapanpun saya melihat mimpi bersama ALLAH ﷻ dan Nabi Muhammad ﷺ, maka saya berharap bisa melihat mimpi seperti itu sepanjang waktu.
• Warna-warna yang pernah saya lihat dalam mimpi belum pernah saya lihat dalam kehidupan nyata. Saya akan menilainya sebagai skor 10 dari 10.”
• ALLAH ﷻ Yang Maha Kuasa sering muncul dalam mimpiku. Saya tidak pernah melihat ALLAH ﷻ dengan mataku dalam mimpiku. Saya hanya merasa bahwa ALLAH ﷻ ada di Arsy al-Adhzim (Tahta Tertinggi). Dan saya mendengar suara-NYA dari balik tabir.
• Suara itu terkadang turun dari langit atau saya akan melihat cahaya yang luar biasa terang. Dan terkadang suara yang luar biasa akan datang dari cahaya yang luar biasa. Setiap kali saya melihat cahaya ALLAH ﷻ, mata saya menjadi terpaku. Tidak mungkin untuk menggambarkannya. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa cahaya ini adalah ALLAH ﷻ, melainkan cahaya ALLAH ﷻ adalah versi megah cahaya yang diciptakan ALLAH ﷻ.
• ALLAH ﷻ jauh melampaui segalanya untuk digambarkan sebagai cahaya. Dan DIA adalah pencipta cahaya.
• Bahkan suara ALLAH ﷻ juga sangat luar biasa. Suara ALLAH ﷻ penuh dengan begitu banyak belas kasihan dan kemurnian yang jauh melampaui dugaan dalam kata-kata. Dan suara ALLAH ﷻ dalam mimpiku jauh melampaui eksistensi manusia. Dan suaranya tidak memiliki kelemahan ataupun kehabisan nafas saat berbicara.
• Dalam setiap mimpi, saya merasa bahwa ALLAH ﷻ lebih dekat kepada saya daripada bagian depan otak saya dan pembuluh darah jugularis/leher saya. ALLAH ﷻ tidak pernah berbicara denganku dengan keras. Dia juga tidak pernah meninggikan suara-NYA dengan kemarahan atau berbicara kepada saya dengan cara yang kasar. ALLAH selalu berbicara kepada saya dengan sangat lembut dan damai. Meskipun saya membuat banyak dosa setiap hari.”
• “ALLAH ﷻ dan Muhammad ﷺ tidak pernah memaksa saya untuk mengikuti ajaran mereka. Dan itulah mengapa saya mencintai ALLAH ﷻ dan Muhammad lebih dari segalanya.
• ALLAH ﷻ dan Muhammad ﷺ berbicara dengan saya dalam bahasa
Urdu. Dan itu adalah bahasa utama saya.
• Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain ALLAH ﷻ dan nabi Muhammad ﷺ adalah nabi ﷺ dan utusan terakhir-NYA. Saya hanyalah
Ummatnya Nabi Muhammad Dan saya menyaksikan bahwa laknat ALLAH ﷻ atas para pendusta.”
Komentar
Posting Komentar